Allah berkuasa untuk memaksakan kehendak-Nya kepada hamba-Nya, berkuasa memerintah dan melarang sehingga makhluk hanya bisa sami’na wa atha’na. Nama Al Jabbar juga bermakna kuat dan tahan sehingga tidak ada yang bisa berbuat buruk dan membahayakan-Nya.
Al-Jabbar adalah Dzat yang memperbaiki kerusakan, menyempurnakan kekurangan, dan dapat melaksanakan segala macam kehendak-Nya tanpa ada yang mampu menentang apalagi menghalangi-Nya. Al-Jabbar dapat melaksanakan kehendak-Nya itu pada setiap saat dan tempat.
Kekuatan-Nya ini meniscayakan semua makhluk tunduk kepada kehendak dan keputusan-Nya.
Dari sisi yang berbeda, al-Jabbar adalah Dzat yang mengganti kefakiran menjadi kecukupan, mengubah sakit menjadi sehat, mengubah frustasi dan kegagalan menjadi petunjuk dan keberhasilan, mengubah ketakutan dan kesedihan menjadi keamanan dan kedamaian.
Dia adalah Dzat yang paling berkuasa mengabulkan keinginan-keinginan makhluk, paling berkuasa mengatur makhluk dan melaksanakan kehendak-Nya, tiada yang dapat menandingi kekuasaan-Nya ataupun menolak hukum-Nya.
Jika Allah menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah itu. Namun jika Allah tidak menghendakinya terjadi, maka tidak akan terjadi.
Al-Jabbar adalah nama yang menunjukkan makna keagungan dan kebesaran. Sifat ini bagi Allah menunjukkan pada kesempurnaan dan keindahan, sebab kekuatan dan kebesarannya sifat ini berpadu dengan kasih sayang Allah yang teramat luas.
Sementara jika sifat ini disandarkan pada makhluk, maka yang terjadi adalah ketercelaan yang dibenci. Manusia yang menyandang sifat ini cenderung menjadi arogan, ingin menang sendiri, dan gemar memaksakan kehendaknya melalui kekuatannya pada orang lain.
Kekuatan Allah dalam melaksanakan kehendak tertera dalam sabda Nabi saw:
“Bumi pada hari kiamat kelak seperti sepotong roti. Al-Jabbar akan membalikkannya dengan tangan-Nya (dengan begitu mudah tanpa siapapun melawan) sebagaimana salah seorang kalian membalikkan rotinya tatkala safar. Pada waktu itu Dia turun mendatangi para penduduk surga.” (HR. Bukhari).
Orang yang memahami dengan benar makna al-Jabbar akan tunduk pada keperkasaan Allah, dan kemahakuasaan Allah dalam berkehendak dan melaksanakan kehendak-Nya. Dengan begitu sifat congkak dan sombong akan lenyap dari dirinya, berganti dengan pengakuan akan ketidakberdayaannya di bawah kekuasaan Allah swt. Yayasan Bina Amal Semarang