Allah memulai segalanya. Dia menciptakan tanpa contoh dan bahan. Dia menciptakan tanpa lebih dahulu mempelajari teorinya. Sejak azali, sebelum ada ruang dan waktu, Allah sudah bereksistensi. Allah adalah permulaan segalanya.
Orang yang memahami makna al-Mubdi’ akan mengimani Allah dengan sebenarnya. Ia tidak akan terombang-ambing oleh teori-teori ateistis yang lemah. Ketauhidannya akan terjaga hingga ajal menjelang. Ia tahu bahwa hanya Allah yang pantas dipuja dan disembah lantaran karena Dialah segala sesuatu menjadi ada.