Allah adalah pencipta kematian. Semua yang hidup pasti akan mati. Kematian dapat datang setiap saat. Allah telah menentukan waktu bagi setiap makhluk untuk berada dan waktu untuk tiada. Tidak hanya mematikan fisik, Allah juga berkuasa mematikan hati.
Banyak orang sudah “mati” sebelum dia mati, yaitu dengan kematian hatinya. Ia tak lagi dapat memahami ayat-ayat dan bukti-bukti kekuasaan Allah. Ia tak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk. Ia tidak lagi punya rasa sayang kepada sesama.
Orang yang memahami makna al-Mumit akan senantiasa menjaga hatinya dari kelalaian. Ia tidak ingin hatinya dimatikan oleh Allah, yang berakibat ia akan makin jauh dari kebenaran.
Ia senantiasa melakukan upaya agar hatinya hidup, dapat memahami kekuasaan Allah. Ia juga senantiasa mempersiapkan bekalan untuk menghadapi kematian kapan saja bila kematian itu datang.
Ia sadar Allah berkehendak mematikan siapapun dan kapanpun, maka ia tidak dapat berleha-leha karena siapa tahu ajal kematiannya adalah esok hari.