Al-Mushawwir adalah Dzat yang membentuk rupa seluruh makhluk dan memperindahnya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Dia membentuk wujud melalui beberapa fase dan proses dan dengan melibatkan rumus-rumus.
Sempurnanya, tidak ada satu makhluk pun yang benar-benar sama identik dengan yang lain walaupun sejenis. Tidak ada satu bebek pun yang sama persis seluruh tubuh dan bentuknya dengan satu bebek lain.
Begitu pula manusia.
Sosok anak kembar yang diaku-aku identik sekalipun tidak benar-benar sama persis. Tetap ada perbedaanya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak sekadar melakukan copy-paste dalam menciptakan makhluk.
Dalam setiap penciptaan, ada maksud dan tujuan yang spesifik, ada kebijaksanaan yang berbeda untuk satu makhluk dengan lainnya, sehingga berbeda pula wujud yang dibentuk. Dengan kata lain, dalam setiap penciptaan, Allah selalu melakukan kreasi baru yang betul-betul orisinil.
Menghitung jumlah seluruh makhluk di alam semesta ini saja kita tidak mampu, apalagi menghitung berapa jumlah rumus yang terdapat pada penciptaan setiap makhluk–di mana rumus-rumus yang berbeda itulah yang menjadikan bentuk setiap makhluk beragam pula.
Belum lagi jika harus memahami dan menguasai setiap rumus, padahal dalam tubuh seorang manusia saja terdapat –mungkin— bermiliar rumus yang membentuk wujud penciptaannya. Memahami rumus-rumus yang membentuk wajah Imam Syafii –misalnya— saja seorang ilmuwan tidak sanggup, apalagi mau memahami semua rumus yang membentuk wujud semua makhluk.
Sifat al-Mushawwir menunjukkan betapa agung dan besarnya kemampuan Allah swt. Allah membentuk rupa sebuah makhluk secara sempurna dengan bermiliar rumus yang ada padanya. Selanjutnya ketika Allah menciptakan makhluk yang lain lagi –walau jenisnya sama-sama manusia, misalnya—, Allah membentuk rupa yang berbeda dan dengan rumus-rumus yang berbeda pula.
Tidak satupun rumus-rumus itu yang tertukar. Semua ditempatkan secara tepat dan akurat sesuai kebijaksanaan-Nya. Subhanallah. Yayasan Bina Amal Semarang