Ar-Rafi‘ adalah kebalikan dari al-Khafidh. Artinya, Allah berkuasa mengangkat dan meninggikan derajat seseorang. Allah menurunkan maupun meninggikan derajat kita sebanding dengan kadar keimanan kita pada-Nya. Di saat keimanan kita sedang lemah, kita melakukan dosa dan kemaksiatan, maka pada saat itu pula Allah merendahkan dan menghinakan kita.
Pasukan muslimin di masa Rasulullah saw pernah mengalami hal ini. Mereka harus menelan pil pahit dan rasa malu yang dalam sekaligus menghinakan ketika kalah dalam perang Uhud. Itu disebabkan karena mereka terlena dan menyelisihi perintah Rasulullah saw. Tatkala mereka bertobat dan memperbaiki kesalahan, Allah pun mengangkat kembali derajat mereka dengan menganugerahkan berbagai kemenangan peperangan pada mereka.
Orang yang memahami makna asmaul husna ar-Rafi‘ tidak akan mudah berputus asa dalam menjalani kehidupan. Rasa penyesalan tatkala berbuat salah sehingga menyebabkan hidupnya menjadi terhina, adalah keharusan.
Namun bukan berarti penyesalan itu membuat dia terdiam dan tidak berbuat apa-apa lagi. Ia harus berupaya untuk bangkit dari keterhinaan. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat mengangkat kembali derajatnya. Maka, ia akan memperbaiki hubungannya dengan Allah terlebih dahulu, beristighfar dan bertobat.
Ia juga tidak akan mengulangi kesalahan yang sama yang pernah membuat ia terhina. Selanjutnya ia akan banyak melakukan upaya dalam garis koridor syar‘i untuk kembali mendapatkan pengangkatan derajat dari Allah swt.
Dalil : Surat Al Mujadalah ayat 11, Al Waqiah ayat 3. Yayasan Bina Amal Semarang