Dalam melakukan penciptaan, Allah tidak mengulur-ulur waktu seperti yang dilakukan oleh banyak pemalas. Namun juga Allah tidak tergesa-gesa seperti yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak sabar. Allah menyelesaikan semuanya dengan perhitungan yang tepat dan cara yang semestinya.
Kesabaran Allah tiada berbilang. Dia tidak segera menghukum makhluk-Nya yang melakukan kedurhakaan, tetapi memberi tenggat waktu agar mau bertobat memohon ampun pada-Nya.
Dalam pemberian kesempatan itu Dia masih juga memberikan rezeki dan karunia kepada mereka. Ini bukti bahwa kesabaran Allah adalah kesabaran tertinggi.
Dengan memahami sifat al-Shabur, kita menjadi malu terhadap Allah yang mau menunggu tobatnya orang-orang durhaka.
Kita juga bisa belajar bagaimana caranya memanaje urusan agar memberikan hasil yang memuaskan, tentunya dengan kesabaran. Kita juga dilatih untuk melipatgandakan kesabaran saat menghadapi hal-hal yang tidak mengenakkan. Dengan meneladani sifat sabar Allah, kebaikan hidup niscaya akan kita raih. Yayasan Bina Amal Semarang