Setiap manusia di dunia tidak terlepas dari permasalahan hidup baik karena faktor ekonomi, sosial emosional, maupun fisiknya yang tidak sempurna. Permasalahan hidup justru menguji tingkat keimanan seseorang. Sebagian orang menganggap kaum disabilitas tidak akan mampu meraih mimpinya. Namun anggapan itu salah karena diantara mereka yang tidak memiliki kesempurnaan fisik muncul sosok pahlawan.
Lantas, siapakah pahlawan itu? Bu Rahma adalah salah satu sosok pahlawan bagi mereka yang menyandang disabilitas. Beliau membantu mereka yang tidak sempurna secara fisik dan tidak pernah merasakan kasih sayang. Awalnya Bu Rahma berprofesi sebagai seorang guru. Ia menyisihkan sebagian gajinya untuk diberikan kepada anak-anak penyandang disabilitas.
Berawal sejak beliau menemukan seorang anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya sendirian di jalanan. Si anak kecil sedang berjalan menyusuri sebuah gang sambil merogoh tong sampah demi mendapatkan sesuap nasi. Bu Rahma menghampiri anak tersebut dan membawanya pulang.
Bu Rahma mendirikan sebuah panti asuhan cacat ganda pada tahun 2007 dengan hanya bermodalkan rumah peninggalan orang tuanya. Kini yayasan sosial tersebut tumbuh pesat dengan 38 anak yatim dan dhuafa di Semarang, Jawa Tengah. Yayasan Cacat Ganda Al-Rifdah menjadi sumber harapan bagi anak disabilitas. BuRahma menggandeng tangan anak disabilitas yang tidak memiliki keluarga agar mau bangkit lagi dan berusaha untuk hidup yang lebih baik.
Masyarakat setempat sempat tidak sepakat jika Bu Rahma mendirikan panti asuhan cacat ganda namun kenyataan itu tidak membuat Bu Rahma mundur. Lantas Bu Rahma mengadukan keluh kesahnya kepada Dinas Sosial. Ia tetap tidak menemukan kenyamanan dalam merawat anak disabilitas karena masih saja ada cibiran dari para tetangga yang kurang menyukai kehadiran anak disabilitas. BuRahma terpaksa mencari lahan baru untuk mendirikan panti asuhan cacat ganda. Saat beliau telah menemukan lahan yang cocok untuk mendirikannya, Bu Rahma langsung bertanya kepada sang pemilik tanah dan langsung membayar tunai. Saat pemilik tanah mengetahui bahwa Bu Rahma membeli tanah tersebut untuk mendirikan panti asuhan sang pemilik lantas menurunkan harga menjadi lebih murah dan sang pemilik mengijinkan jika pembayaran tanah dilakukan secara dicicil.
Bagi Bu Rahma mengurus anak-anak disabilitas adalah cara agar dapat mensyukuri hidup. Asalkan semua pekerjaan dilakukan dengan niat dan ikhlas, semua hal akan menjadi lebih menyenangkan.
Bu Rahma adalah sosok seorang yang terlahir sederhana namun ia memiliki hati yang mulia. Beliau terlahir dengan rasa empati yang begitu besar sehingga rela berkorban demi anak disabilitas. Bu Rahma telah mengajarkan banyak hal terutama tentang sebuah pengorbanan.
Bu Rahma sering menghabiskan waktu bersama anak disabilitas. Meskipun terkadang Bu Rahma mengalami kesulitan menghadapi anak-anak luar biasa tersebut justru membuat Bu Rahma tersenyum dan terhibur. Bu Rahma telah membuat komitmen untuk mendedikasikan seluruh hidupnya bagi anak-anak. Bu Rahma harus merogoh dompetnya sendiri sebanyak 20 juta setiap bulan.
17 tahun Bu Rahma merawat anak disabilitas, ia tak pernah mengeluh meski terkadang anak-anak tersebut meminta hal yang aneh-aneh. Bu Rahma tetap sabar dan mengaku tidak terlalu melelahkan meskipun merawat 38 anak disabilitas asal dengan niat lillahi ta’ala. Maka layak ia mendapat gelar pahlawan bagi disabilitas.